Selasa, 27 November 2012

Kamu Kuatir

Kamu Kuatir


Waktu tidak akan pernah menoleh ke belakang. Apapun masalahnya, apapun kondisinya, waktu akan tetap berjalan maju ke depan. Waktu tidak mengenal apa itu cinta, kasih, sayang, memberi atau rasa-rasa yang lain. Waktu akan tetap bekerja pada fungsinya yaitu setiap detik yang telah terlewat adalah masa lalu yang hanya bisa diingat dalam kenangan.

Bagi orang-orang yang mengalami sakit parah, maka waktu merupakan momok yang menakutan. Waktu ibarat sang malaikat maut yang akan datang pada waktu yang tak tentu. Sehingga mereka takut berkawan dengan waktu. Setiap detik yang di laluinya penuh dengan kekuatiran.

Bagi seorang pekerja, maka waktu adalah uang. Seberapa banyak kerjaan yang telah kita selesaikan, maka banyak pulalah penghasilan yang kita dapatkan. Maka secara tidak langsung, waktu telah menjadikan manusia sebagai hamba uang. Mereka akan kuatit bila tidak bekerja maka sama halnya tidak makan.

Waktu kerap menjadi teman pelbagai masalah. Waktu kerap menjadi sasaran ketika masalah-masalah tersebut menimpa hidup manusia. Manusia kerap menyalahkan masa lalu atas apa yang ia alami saat ini.

Tidak perlu takut dan kuatir akan hari esok. Kita hanya perlu melakukan yang terbaik hari ini, saat ini, dan detik ini. Apa yang akan kita dapatkan hari esok, merupakan tuaian dari apa yang kita tabur hari ini.

Jangan takut gagal. Kita hanya perlu melakukan segala sesuatu dengan baik dan tidak menyerah terhadap segala kegagalan. Tuhan akan melihat seberapa besar usaha dan iman percaya kita. Bersyukurlah dalam segala situasi dan percayalah bahwa kita akan mendapatkan yang terbaik karena Tuhan adalah sumber segala berkat.


Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Filipi 4:6

Rabu, 21 November 2012

Cobalah Dahulu

Cobalah Dahulu

Cobalah Dahulu
Burung tidak akan pernah bisa terbang tinggi bila tidak pernah mencoba untuk mengepakkan sayapnya. Seorang penyanyi tidak akan pernah bisa bernyanyi jika tak pernah mencoba membuka mulutnya. Kita tidak akan pernah menikmati terangnya lampu jika Thomas Alva Edison tidak pernah mencoba membuat lampu untuk kesekian kalinya dan tetap mencoba di atas kegagalannya.
Kata “tidak bisa” hanya dimiliki oleh orang-orang yang tidak mau mencoba. Kata “gagal” hanya dimiliki oleh orang-orang yang berhenti mencoba. Tidak ada kata “menang” bila mereka tidak pernah mencoba untuk berperang.
Kita bisa melakukan apapun karena Tuhan memberi kita akal budi dan hikmat yang luar biasa. Kita diciptakan secara berbeda karena setiap kita memiliki kualitas yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Saat kita percaya dan mau berusaha untuk menghadapi semua tantangan yang tersaji di depan, maka kita akan memetik buahnya. Kita akan mendapatkan berkat yang setimpal dengan apa yang kita imani dan kita kerjakan.
Kitab Amsal 12:27 mengatakan bahwa “Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga.” Orang malas adalah orang yang selalu menyerah dalam setiap kegagalan yang ada. Kemalasan hanya akan menutup pintu berkat dan mengkerdilkan semua potensi dan talenta yang sudah Tuhan sediakan bagi kita. Tuhan sudah memberikan rancangan yang indah dan tugas kita adalah merawat serta menumbuhkembangkannya.
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Yeremia 29:11

Senin, 19 November 2012

Tidak Kurang Panjang



Tidak Kurang Panjang

Tidak Kurang Panjang
Saat menjalani sebuah kehidupan, kita pasti akan selalu membutuhkan batuan orang lain. Kita tidak dapat hidup seorang diri karena pada saat kita keluar dari rahim serang ibu, kita masih membutuhkan perawatannya dan menjadikan kita seperti saat ini.
Saat kita menghadapi sebuah masa sulit, maka kita akan meminta tolong pada orang-orang terdekat kita. Lalu bagaimana bila mereka berada jauh dari kita? Kemana kita akan meminta tolong?
Terkadang ada hal-hal yang tidak dapat dipecahkan oleh manusia. Kemampuan manusia itu terbatas. Meminta tolonglah kepada Tuhan saat roh dan jiwa kita berada dalam posisi yang tidak aman.
Tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolong kita. Walau Tuhan maha tinggi adanya, Dia tidak maha jauh. Tuhan dekat kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya.
TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.
Mazmur 145:18

Senin, 12 November 2012

Hak Tuhan


Pernahkah kita merasa sakit hati terhadap orang lain? Dimana saat kita telah melakukan yang terbaik, akan tetapi sama sekali tidak dihargai oleh orang lain? Tentu ada rasa kecewa yang timbul di dalam hati.

Di dunia ini banyak rupa-rupa manusia dengan karakter hati yang berbeda pula. Ada yang baik dan ada pula yang jahat. Ada perkataan yang membangkitkan, ada pula perkataan yang menghancurkan.

Tidak sedikit pula diantara anak-anak Tuhan yang terbawa arus dunia, dimana saat orang lain telah membuatnya terluka maka mereka akan berupaya mencari cara untuk membalas dendam.

Tuhan menghendaki kita agar selalu hidup di dalam kasih. Tuhan ingin kita tetap melakukan hal baik saat orang lain melukai kita. Tidak akan ada artinya bila kita hanya berfokus terhadap sakit hati.

Berikan yang terbaik selama kita masih hidup. Buatlah Tuhan tersenyum dengan apa yang telah kita lakukan. Saat kita mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh maka Tuhan juga akan membela kita dengan sungguh-sungguh.

Sebab kita mengenal Dia yang berkata: “Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan.” Dan lagi: “Tuhan akan menghakimi umat-Nya.”

Ibrani 10:30



Minggu, 11 November 2012

Menjadi Lilin


Pernahkah kita menyalakan lilin? Lantas kapan kita menyalakan lilin tersebut? Pada saat siang hari kah? Tentu saja tidak. Lilin itu akan kita nyalakan pada saat gelap. Dimana lilin itu akan menerangi seluruh ruangan yang ada. Walau terletak di tempat tersembunyi, maka cahayanya masih akan tetap terlihat.

Demikian juga kita telah diciptakan Tuhan sebagai anak-anak terang di tengah-tengah kegelapan dunia. Lilin itu menjadi terang setelah sumbunya dibakar dan membuat api itu tetap menyala. Sama seperti kita bila kita berkenan untuk dibakar dengan api Roh Kudus.

Lilin pun tidak selamanya menyala karena lama-kelamaan meleleh dan habis terbakar. Sama seperti kita sebagi anak-anak terang dimana kita harus berkorban perasaan untuk melayani sesama. Diremehkan, dikucilkan, ditentang, atau mengalami penolakan dari saudara kita yang tidak percaya.

Saat tugas kita selesai di dunia sebagai anak-anak terang, maka kita akan mendapat upah di sorga. Tuhan memberkan hadiah sesuai dengan apa yang sudah kta kerjakan di dunia bagi Dia.



Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Matius 5:13

Sabtu, 10 November 2012

Mintalah Dengan Jujur


Pernahkah kita merasa takut untuk meminta sesuatu kepada orang tua? Atau mungkin merasa ketakutan saat akan mengajukan ijin kepada atasan? Semua hal yang dirasakan adalah wajar adanya. Rasa takut adalah bukti bahwa kita taat.

Seperti yang baru saja saya alami pagi ini, dimana saya merasa sangat takut untuk meminta ijin cuti kepada atasan sehubungan dengan pelayanan singer besok pagi. Awalnya saya merasa kebingungan bagaimana cara menyampaikannya. Apakah harus jujur atau memakai alasan yang lain yang mungkin lebih umum dan masuk akal.

Akan tetapi saya selalu mengatakan yang sejujurnya dengan alasan-alasan yang apa adanya. Dan sungguh luar biasa secara langsung atasan saya memberi saya cuti esok hari. Kuasa Tuhan bekerja bila kita jujur.

Itu masih meminta kepada manusia dan diberikan sesuai yang kita minta. Apalagi bila kita memintanya kepada Bapa kita di sorga? Memintalah dengan jujur. Katakan apa yang kita inginkan secara spesifik. Jangan takut untuk berkata jujur karena Allah menyelami setiap hati kita. Dan percayalah bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik bagi kita.

Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.

Markus 11:24




Minggu, 04 November 2012

Hidup Untuk Memberi


Seberapa sering kita berbagi dengaan orang lain? Berapa banyak yang dapat anda berikan bagi orang lain? Dan kepada siapakah kita akan memberi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut sering kita dengar melalui khotbah di gereja atau di renungan-renungan lainnya.

Beberapa hari yang lalu saya hendak pulang dari sebuah mall. Secara tidak sengaja, saya melihat seorang penjual tahu sedang berdiri di lahan parkiran mobil yang sepi. Rupanya orang tua penjual tahu itu takut berjualan di dekat pintu kluar atau pintu masuk mall lantaran takut di usir.

Tiba-tiba hati saya menjadi sangat iba. Saya berpikir bahwa, bagaimana jika harus berganti posisi dengan penjual tahu tersebut. Dimana hari sudah sangat malam dengan tahu yang masih belum laku. Darimana beliau akan menghidupi keluarganya bila tahu-tahu itu tak terbeli.

Lalu saya meminta tolong sudara saya untuk membeli 1 tahu saja kepadanya. Saya juga memberikan sejumlah uang untuk penjual tahu tersebut. Pada saat saudara saya melangkahkan kaki kepadanya, terlihat sorot mata penuh pengharapan. Berharap bahwa tahunya akan terbeli.

Saya ingin berbicara tentang kasih. Apa yang akan terjadi bila Tuhan tak lagi mengasihi kita? Apa yang terjadi bila Tuhan tak lagi memberi matahri esok pagi? BAgaimana bila Tuhan tak lagi memberi udara untuk kita hirup? Dan apa yang akan terjadi bila Tuhan tak lagi memberikan kita hidup?

Semua yang kita dapatkan sampai detik ini hanyalah karena kasih kemurahan Allah. Semua yang kita miliki saat ini hanyalah sarana dari Allah untuk memberkati orang lain. Kita datang kedunia tak membawa apa pun dan saat kita meninggalkan dunia. kita juga tidak akan membawa apa pun.

Saat kita menahan diri untuk memberi kepada sesama, maka jangan protes bila Allah menahan berkatNya untuk kita.

Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu

Markus 4:24