Hidup Untuk Memberi
Seberapa
sering kita berbagi dengaan orang lain? Berapa banyak yang dapat anda
berikan bagi orang lain? Dan kepada siapakah kita akan memberi?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut sering kita dengar melalui khotbah di
gereja atau di renungan-renungan lainnya.
Beberapa
hari yang lalu saya hendak pulang dari sebuah mall. Secara tidak
sengaja, saya melihat seorang penjual tahu sedang berdiri di lahan
parkiran mobil yang sepi. Rupanya orang tua penjual tahu itu takut
berjualan di dekat pintu kluar atau pintu masuk mall lantaran takut di
usir.
Tiba-tiba hati saya menjadi
sangat iba. Saya berpikir bahwa, bagaimana jika harus berganti posisi
dengan penjual tahu tersebut. Dimana hari sudah sangat malam dengan tahu
yang masih belum laku. Darimana beliau akan menghidupi keluarganya bila
tahu-tahu itu tak terbeli.
Lalu saya
meminta tolong sudara saya untuk membeli 1 tahu saja kepadanya. Saya
juga memberikan sejumlah uang untuk penjual tahu tersebut. Pada saat
saudara saya melangkahkan kaki kepadanya, terlihat sorot mata penuh
pengharapan. Berharap bahwa tahunya akan terbeli.
Saya
ingin berbicara tentang kasih. Apa yang akan terjadi bila Tuhan tak
lagi mengasihi kita? Apa yang terjadi bila Tuhan tak lagi memberi
matahri esok pagi? BAgaimana bila Tuhan tak lagi memberi udara untuk
kita hirup? Dan apa yang akan terjadi bila Tuhan tak lagi memberikan
kita hidup?
Semua yang kita dapatkan
sampai detik ini hanyalah karena kasih kemurahan Allah. Semua yang kita
miliki saat ini hanyalah sarana dari Allah untuk memberkati orang lain.
Kita datang kedunia tak membawa apa pun dan saat kita meninggalkan
dunia. kita juga tidak akan membawa apa pun.
Saat kita menahan diri untuk memberi kepada sesama, maka jangan protes bila Allah menahan berkatNya untuk kita.
Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu
Markus 4:24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar